Selamat pagi. Di Jakarta jam 02:35 pagi ketika aku mulai menulis ini. Aku tidak bisa tidur karena ketiduran tadi sore dan ternyata bangun udah jam 10 malam yang artinya sudah pasti aku sadar diri, aku pasti bakalan susah tidur lagi huufft. Risiko nggak ada yang bangunin ya hahah
Sepertinya sudah semingguan aku pengen share sesuatu yang akhir-akhir ini rasa rindu rumah khususnya orangtua, kumat lagi. Sangat. Kurasa itulah salah satu penyebab kenapa sudah hampir satu bulan ini aku susah banget mau makan (meskipun memang sebelumnya juga susah).
Di Jakarta, berat badanku bisa saja naik 2kg, nggak seperti di kampung halamanku yang malah kalau pulang lebaran, berat badanku normal lagi. Tapi, kurasa itu karena aku makan apa saja di sini tapi nggak sehat. Apalagi makanan cepat saji berbagai macam itu.
Kalau kamu bertanya, apa di rumah (Jakarta) nggak dikasih makan?
Sebenarnya nggak juga. Kulkas selalu ada makanan atau sayuran. Tapi, karena seisi rumah sibuk, apalagi bibi aku, dia jadi jarang masak, kecuali hari sabtu dan minggu. Apa aku gak bisa masak sendiri?
Ah sulit sekali menjelaskan bagaimana siklus makanku selama di sini.
Kadang seharian aku bisa gak makan nasi, sehari cuma makan sekali, kadang cuma makan mie atau burger, paling banyak ya makan 2 kali sehari. Aku bakalan banyak makan kalau keluar makan bareng teman. Yap, bukan hanya karena makanan di Jakarta yang kurang cocok sama aku yang biasa menikmati makanan mama yang super enak dan lengkap, tapi juga karena aku memang nggak suka makan sendiri dari dulu.
Semenjak di Jakarta, aku harus membiasakan diri makan sendirian dan itu seperti..."aku kesepian banget". Karena itu, aku biasakan diri untuk makan lebih cepat dari biasanya.
Aku rindu masakan ibuku dan semakin rindu saat aku sehabis makan makanan yang mahal dan enak bersama temanku. Namun, pulang ke rumah sendirian, aku malah semakin rindu masakannya. Iya, seenak, semahal, semewah, makanan apapun di kota ini yang sudah pernah kucoba agar aku bisa makan yang lebih sehat, tetap saja tidak sebanding dengan menu sarapan atau makan siang ibuku dan rumahku.
Bahkan meskipun aku sakit perut, tidak akan bertahan lama karena kurasa perutku sudah kebal hahah
Aku sering mengajak perutku bicara "sabar ya perut. Maaf ya aku belum bisa ngasih makan yang super enak dan nyaman. Tapi sesekali pasti kuajak kamu makan makanan sehat di Jakarta ini, meski aku tahu kamu rindu masakan ibu" heheh
Aku rindu sahabat-sahabatku yang di Sumbawa. Rindu masak dan makan bersama. Mereka adalah orang-orang yang juga sangat berperan pada nafsu makanku, mereka manusia yang terlalu baik terhadap apa yang perutku inginkan. Biasanya, jika aku tidak sarapan di rumah, aku pergi ke rumah Novey (hampir tiap hari sih haha) untuk makan bareng dia, makan masakan mamanya yang juga super enak hihi. Begitulah kehidupan di desa, sungguh sederhana yang selalu kurindukan tiap kali Jakarta melelahkan pandangan mataku
Aku rindu sahabat-sahabatku yang di Sumbawa. Rindu masak dan makan bersama. Mereka adalah orang-orang yang juga sangat berperan pada nafsu makanku, mereka manusia yang terlalu baik terhadap apa yang perutku inginkan. Biasanya, jika aku tidak sarapan di rumah, aku pergi ke rumah Novey (hampir tiap hari sih haha) untuk makan bareng dia, makan masakan mamanya yang juga super enak hihi. Begitulah kehidupan di desa, sungguh sederhana yang selalu kurindukan tiap kali Jakarta melelahkan pandangan mataku
Hmmm aku tahu, nggak boleh seperti ini karena kesehatan itu penting. Kuharap kamu juga mau mendoakan aku biar bisa berubah perihal ini, aku juga pasti akan berusaha kok!!
Terimakasih sudah mau ikut merasakan. Aku berusaha tidur dulu ya, besok kuliah. Bangunin yaa hahaha
Comments
Post a Comment