Skip to main content

Aku Si Kuno


Hai hallo, holla... Apa lagi ya...
Hahah aku tidak tahu bagaimana harus memulai kata untuk menyapamu agar kamu tidak bosan...

Biasanya perasaan ingin berbagi rasa itu muncul tengah malam, tapi kali ini lebih cepat, Jakarta masih pukul 22:14 sekarang.
Aku ingin berbagi, perihal apa yang aku rasakan dan apa yang aku yakini hingga kini.
Zaman sekarang, tekhnologi yang semakin maju, ditambah media sosial yang sangat berpengaruh pada kehidupan sosial manusia, sungguh membawa perubahan.
Yang sangat aku rasakan adalah anak muda semakin kreatif dan ingin lebih dikenal lewat media sosial.
Beberapa orang yang kukenal, menggunakan Instagram sebagai ajang untuk menunjukkan bahwa mereka seolah punya kelas yang tinggi, hidup mewah, indah, dan serba mudah. Foto foto yang mereka upload sungguh berbeda dengan mereka yang aku kenal di dunia nyata.
Jujur, itu membuatku sempat bertanya-tanya "untuk apa"?
Semua orang sekarang berhak menjadi apapun dan memilih wajah manapun yang mereka suka untuk media sosial mereka. Terserah mereka, asalkan aku dan kuharap orang-orang terdekatku lebih pintar dalam menilai, tidak terpengaruh hal-hal haus akan pujian sesaat seperi itu, dan tidak malu pada apa yang kita miliki.
Kenapa aku ingin menulis tentang ini?
Awalnya karena beberapa temanku di Jakarta (khususnya cewek) terlihat berbeda di media sosial dengan yang sering kulihat hampir tiap hari, lalu melihat kolom komentar mereka dengan pujian-pujian dari teman yang lain, aku sedikit geli melihatnya. "cantik banget sih beb", "mulus banget sih sis", "kece bangett deh" dll blablabla. ya begitulah sekiranya yang biasa kulihat, tolong jangan membayangkan aku mengatakan hal itu hahaha

Melihat mereka, aku merasa bahwa aku sungguh beruntung dan harus banyak bersyukur karena sahabat-sahabatku bukanlah orang yang seperti itu.
Entah kamu akan berfikir bahwa aku terlalu kaku, kuno, atau tua, ya gak masalah, tapi bagiku, aku tidak pernah ingin berusaha untuk terlihat wah di media sosial dengan cara seperti itu agar yang lain memujiku jika pujian itu hanyalah bualan, jika mereka hanya orang yang akan hadir untuk sesaat saja, tidak benar-benar tinggal di sisiku.
Iya aku paham, ada orang yang hanya sesaat hadir di hidup kita, ada juga yang akan tinggal. Tapi, setidaknya meski sesaat, namun memberi pelajaran, memberi makna atau arti agar aku bisa belajar.

Bagiku, menjaga mereka yang sedari dulu berada di belakangku, tanpa perlu menunjukkan di kolom komentar dengan pujian dan apalah itu, namun menunjukkannya langsung padaku bahwa mereka menghargai hadirku di sisi mereka juga, adalah hal yang sangat penting dan sangat kukagumi. Aku sangat bangga pada apa yang aku miliki, terutama mereka. Meski tidak banyak, meski jauh, tapi mereka tetap di sisiku setelah apapun yang terjadi hingga aku teramat menghargai itu.

'lebih baik punya satu orang yang sungguh dengan tulus berada di sisiku tanpa pamrih, tanpa sandiwara, dan bisa saling menghargai, daripada punya 10 orang yang hadir di hidupku namun hanya sesaat'

Ah seandainya saja di Jakarta aku punya satu saja manusia yang bisa membuatku merasa bahwa aku tidak sendirian, akan aku hargai dengan segenap hatiku. Yaudahlah gak apa-apa InsyaAllah aku kuatt, iyakan? Kamu percayakan aku kuat setelah selama ini sendiri? Tolong jangan ragukan aku hahaha #apasih

Begitulah aku, terserah kamu menganggapnya apa, tapi aku adalah aku dan berkat cinta mereka.

Sampai saat ini, aku masih berusaha bermain di dunia maya dengan bijak dan bisa menghibur diri sendiri tanpa lupa aku yang di dunia nyata.doakan ya aku bisa lulus ujian dua dunia (hihi) apalagi akhirat (aaamin)

Semoga, aku dan kamu, dalam maya ataupun nyata, tetap bisa mengontrol diri sendiri. Terimakasih sudah mau menilai (:

Comments

Popular posts from this blog

Hari Pertamaku

  Aku bertanya-tanya hari ini akan melakukan apa. Hari ini kegiatamu apa? Bekerja seperti biasa ya? Atau mungkin sedang liburan ambil cuti panjang? Atau sedang kurang enak badan jadi hanya beristirahat di rumah?  Hari ini, ku anggap sebagai hari pertamaku menganggur. Karena seharusnya seperti biasa aku berangkat kerja pagi dan selalu sampai rumah saat langit sudah gelap. Selama lebih dari 4 tahun bekerja di tempat yang sama, saat-saat terakhir justru yang teringat hanya bahagia dan kebaikannya saja, segala keluh kesah atau kekesalan selama ini hilang haha Syukurlah, aku pamit baik-baik.  Jadi hari ini aku mau sedikit cerita kegiatanku sebagai pengangguran di hari pertama. Semoga kamu ga bosan yaa hehe. Pagi tadi aku bikin kue regal, simple banget buatnya. Dapur langsung ku bersihkan, karena memang beberapa hari kemarin aku sudah membersihkan dapurku sebersih mungkin.  Siangnya, aku hanya kukus 3 telor dan wortel di rice cooker karena gas di rumah habis. Setelah itu a...

Perpisahan di 19 Agustus

Aku sedang terbaring di kasur, menatap jendela, melihat langit sore. Air mataku masih tersisa, yang sebenarnya beberapa hari ini aku sudah berusaha menahannya, entah untuk apa. Aku tidak tahu jelas apa yang ku rasakan. Perasaan sedih ini, aku tidak bisa menjelaskannya. Aku sedih namun aku baik-baik saja. Aku baik-baik saja namun aku ingin menangis.  Aku tidak tahu aku menangisi ketidakmampuanku menjaganya, atau perasaan melepaskan yang belum mampu ku kendalikan, atau aku menangisi diriku sendiri yg mengalami hal ini. Di antara kemungkinan itu, aku tetap tidak tahu pasti jawabannya apa. Sudah hampir 3 bulan, seharusnya minggu depan tepat 3 bulan aku menjadi seorang ibu. Tapi, ternyata tepat setelah 2 bulan aku mengetahui keberadaannya, dia  pergi. Lalu, tepat juga satu tahun pernikahan kami di tanggal 19 Agustus ini, resmi sudah berdua lagi. Melewati 3 hari di rumah sakit, untuk pertama kalinya aku masuk ruang operasi. Pertama kalinya pula aku merasakan kontraksi sedemikian rup...

Cerita Nganggur

  Hai kamu di 2025, apa kamu masih mau berteman denganku? Masih ingin tahu soal hidupku? Atau kamu saat ini sedang sibuk mengurus hidupmu sendiri, sedang berdamai dengan keadaan, sedang bekerja keras mencari uang, atau sedang menjalani hari yang biasa-biasa saja seperti aku? Apa pun itu, semoga kamu selalu memilih bertahan dan melangkah.  Aku tidak ingat apa sebelumnya aku sempat berbagi cerita bahwa sekarang aku pengangguran. Iya aku pengangguran yang banyak kegiatan di rumah, haha. Jujur saja aku baru tahu kalau aku orang yang ga bisa diam gini. Ada saja yang ingin ku kerjakan dan lakukan, meski ketika sadar sudah sore, aku sedikit menyesalinya kenapa aku tidak menghabiskan hariku melamar pekerjaan.  Hari-hari ku lalui dengan kegiatan yang sebenarnya itu-itu saja. Tapi aku justru merasa lebih produktif selagi aku mau bangun dari tempat tidurku. Bangun pagi seperti biasa, kupaksakan diriku olahraga jalan kaki hampir satu jam tiap pagi. Di jalan, aku bertemu dengan kakek ...