Skip to main content

Posts

Showing posts from 2021

Eh Besok 2022

Jalan atau lari, semua sama saja akan mengantarmu ke tempat kamu seharusnya. Lebih cepat ataupun lamban, yang untukmu pasti menunggu di depan. Apa yang dikhawatirkan? Padahal, tidak semua “mengapa” harus ada jawabannya. Versi terbaikmu, akan menuntunmu menuju takdirnya. Dear aku. 31 Desember 2021, Banyak perasaan-perasaan yang sulit aku kendalikan selama 2021 ini. Kadang aku sampai bingung, apakah itu benar aku? Hingga kini aku masih terus berpikir hidup seperti apa yang paling aku butuhkan. Memikirkan bagaimana nanti aku akan tumbuh jadi wanita dewasa, apakah aku akan membawa penyesalan-penyesalan masa muda yang akan membuatku semakin terpuruk? aku tidak ingin menjalani hidup dengan selalu menengok masa lalu.  Sepertinya, aku masih belum cukup berani melangkah. Ingin ini ingin itu, tapi nyatanya aku masih di sini, duduk di depan laptop milik kantor, harus ikut aturan yang aku enggan, harus dikerjakan meski aku sedang tidak mood menulis apapun. Tapi, itu perjuangan bukan? Aku s...

Pagi Cerah di Jakarta

aku, hujan, dan mandel favorit yang  dibeli Mama saat SMA Hampir 2000 stok foto ada di hp mungilku. sesekali ku tengok jika si benda elektronik itu mulai protes tidak mau nampung sampah elektronik karena kebiasaanku yang suka random foto langit, hujan, malam, matahari, buku, makanan, capture kenangan, atau tiba-tiba nemu foto jadul bercetak lalu difoto lagi (haduh zaman!) Kadang terbesit, hp mulai berontak dan kenapa masih saja ku simpan foto-foto ini ya? padahal hanya sesekali saja aku menengoknya, padahal nantinya aku belum tahu nasib si hp. Ditmbah lagi, aku bukan orang yang mudah ekspos foto di sosial media. Bukan persoalan aku cantik atau tidak di foto itu, ini hanya karena aku terlalu banyak pertimbangan tentang apa yang perlu orang lihat, tentang apa yang tidak boleh orang pikirkan, tentang apa yang perlu orang tanggapi atau tidak. Lagi-lagi, tidak bisa berlari dari campur tangan orang-orang (yang tidak tahu rupa dan bentuknya yang mana). Namun, apa mungkin kita bisa menjadi...

Aku Belum Menerima, Maaf Ya...

 Ada banyak hal yang bisa dipelajari. Ada banyak ilmu pengetahuan yang diajarkan. Tapi dari semua ilmu yang semesta ini tawarkan, mana yang paling kamu butuhkan? Apa mungkin kamu bisa mempelajari semua ilmu pengetahuan itu dalam waktu singkat umurmu? Ada berapa orang di dunia ini yang diberi beruntung bisa hidup hingga 60, 70, atau mentok 80 tahun tapi masih bingung menentukan kunci kehidupan itu sesungguhnya apa. Apa kamu mau menghabiskan sisa-sisa usia setiap harinya untuk mempelajari sesuatu yang tidak sungguh kamu butuhkan? Pertanyaan sebenarnya adalah, apa kamu tahu apa yg kamu butuhkan? Beberapa waktu ini, aku disibukkan pada aku yang tidak percaya diri ini. Aku yang seringkali melihat rendah diri sendiri. aku yang seolah bukan aku yang dulu, bukan aku yang dengan lantang bicara aku sudah lebih dari cukup, aku berarti. Tidak ada yang mengatakan padaku bahwa aku berharga, aku berarti, aku hebat, aku mampu, karena mereka berpikir aku tahu aku begitu. Tapi siapa yang...

Rumah dan Wajah di 2021

  Sumbawa, 4-18 Mei 2021 kisah rumah dan wajah-wajahnya yang sama. aku menulis itu di caption Instagramku beberapa waktu lalu. maaf ya berbagi ceritanya baru sekarang, maaf juga aku yang nggak berubah-berubah. akhirnya aku pulang, ke rumahku, tempat aku tumbuh dan terisi penuh. tempat aku merasa hidup tidak perlu mengejar yang tak pasti, tempat aku merasa cukup. pesawat itu tepat landing di bandara Sumbawa pada 4 Mei, jam 4 sore, aku bersama seseorang. cukup ku sebut seseorang saja dulu ya, sebab melukiskannya lebih masih jadi ketakutan, walau ini seperti sebuah "kemajuan" akhirnya aku memperkenalkan wajah itu kepada kedua orang tuaku secara informal, begitu pun dia. aku bersyukur atas itu, selalu, terimakasih sudah berusaha hidup hingga bisa menjadi sosok sespesial itu dalam jawaku. akhirnya aku bertemu bapak dan mama, dan juga kakak. aku bertemu sahabat-sahabatku, aku bertemu rumah, langit, sawah, bukit, laut, angin, dan semua yang menyertaiku di sana. dua minggu memang tid...

Tidak Apa-Apa di 24

untuk 26 Maret 2021, aku yang 24 tahun bertambah usia, setiap tahun, yang entah sampai kapan, tapi ku syukuri semua yang masih Allah berikan. 24 tahun tidak ada rasanya, ini hanya perihal hari kelahiran ketika dulu, 24 tahun lalu Allah mentakdirkan aku terlahir ke dunia. aku penasaran mengapa aku bersedia jadi manusia, apapun itu, semoga alasannya baik. aku tidak ingin membahas siapa saja yang masih ada atau tidak, sebab setahun ini, aku belajar menerima semuanya, tanpa protes. meski beberapa hal masih perlu waktu, namun soal hubungan dengan sesama manusia, entah itu sahabat sejak dulu atau teman-teman terdekat (bingung nyebutnya sahabat atau teman aja gitu haha), aku tidak lagi menginginkan apa-apa dari mereka. ribet ya? meski beberapa temanku yang dulu atau sekarang ada yang tidak lagi hadir mengucapkan, aku sungguh tidak apa-apa, bahkan itu lebih baik, lebih nyaman. aku pun melakukan hal yang sama, dulu aku selalu ada saat ulang tahun mereka, dulu ku pikir itu penting saja, itu cara...

Jangan Jadi 17 Tahun Lagi Ya

aku tidak ingin kembali menjadi aku yang 17 tahun-nya. 17 tahun pertama kali aku tertarik padanya. 17 tahun aku diam-diam memperhatikannya dari balik jendela kelas setiap kali dia lewat. 17 tahun dia mengajakku bersama, 17 tahun aku menulis banyak surat untuknya, 17 tahun ku yang menggila haha. aku tidak bilang bahwa aku tidak suka, aku hanya merasa itu merepotkan. 7 tahun lalu, pertama kalinya aku mencintai manusia unik itu. bagiku, tentu saja dia yang paling unik, meski yang paling sering membuatku ingin pergi haha sudahlah, jangan bicarakan itu lagi, kalau kamu tahu, sudah banyak kertas ku habiskan hanya untuk satu nama, terlebih saat aku 17 tahun. aku tidak ingin menjadi aku yang ketika 17 tahun selalu menyalahkannya, aku yang menunggunya datang jadi sandaran ketika malam di rumah kelam, aku yang masih bodoh memahami cara dia mencintai manusia, aku yang terus berperang dengan hati dan pikiranku untuk pergi atau tetap tinggal. mikirnya cuma sayang, di mana lagi kan ketemu orang kaya...

Sebentar Lagi Puasa...

Hi selamat pagi, tumben sekali ya pagi-pagi udah dateng membawa kisah. aku sedang di kantor, belum menulis artikel apapun. tapi rasanya ingin menulis di sini haha sebentar lagi puasa, lalu lebaran. apakah aku akan pulang kampung? ah ku harap iya.  tapi aku hanya libur 10 hari, rasanya tidak akan cukup haha. terakhir kali aku pulang 2018, itu hanya sebulan, itu saja tidak cukup. tapi entah setelah diingat lagi, kok aku bisa melaluinya ya? apa yang ku pikir kini terasa berat, dulu tidak seberat itu. teman-temanku protes aku tidak pernah pulang, aku tidak tahu bagaimana menjawabnya haha nyatanya aku tahu di antara mereka akan ada yang merasa tidak adil jika aku pulang dan perhatian berpusat padaku, aku tahu itu, tapi aku bisa apa? kadang untuk pulang menemui teman-teman cewekku juga aku bingung. selama ini aku hanya berpura-pura tidak tahu tentang protes itu, tidak ada solusinya kecuali ku biarkan para teman cewek&cowok-ku berkumpul di sana dan aku hanya melihat di sini, lagipula ...