aku tidak ingin kembali menjadi aku yang 17 tahun-nya. 17 tahun pertama kali aku tertarik padanya. 17 tahun aku diam-diam memperhatikannya dari balik jendela kelas setiap kali dia lewat. 17 tahun dia mengajakku bersama, 17 tahun aku menulis banyak surat untuknya, 17 tahun ku yang menggila haha. aku tidak bilang bahwa aku tidak suka, aku hanya merasa itu merepotkan. 7 tahun lalu, pertama kalinya aku mencintai manusia unik itu. bagiku, tentu saja dia yang paling unik, meski yang paling sering membuatku ingin pergi haha
sudahlah, jangan bicarakan itu lagi, kalau kamu tahu, sudah banyak kertas ku habiskan hanya untuk satu nama, terlebih saat aku 17 tahun. aku tidak ingin menjadi aku yang ketika 17 tahun selalu menyalahkannya, aku yang menunggunya datang jadi sandaran ketika malam di rumah kelam, aku yang masih bodoh memahami cara dia mencintai manusia, aku yang terus berperang dengan hati dan pikiranku untuk pergi atau tetap tinggal. mikirnya cuma sayang, di mana lagi kan ketemu orang kaya gitu? hitung-hitung belajar kehidupan (entah apa haha)
kalau orang tahu bagaimana aku diperlakukan, pasti mereka bakal ketawa karena sebelumnya, bahkan hingga kini aku tidak pernah mengizinkan orang lain membuatku merasa tidak dihargai. kalau kamu pikir aku bodoh, aku tetap mau kamu percaya pada pilihanku.
aku kembali padanya, bagiku orang baik dan orang yang lebih baik dari dia itu banyak, tapi ketika ada seseorang yang pertama kali membuatmu sungguh jatuh cinta, mungkin kamu sedang dalam bahaya, percaya deh bakal susah lupa haha bercanda, cuma karena dia beda, itu yang buat aku susah lupa.
aku tidak ingin jadi aku yang 17 tahun, tidak bisa mengontrol diri sendiri, selalu menunggu kabarnya setiap hari, tidak bisa membayangkan jika dia bersama yang lain. aku benci aku yang seperti itu, aku benci aku yang seolah memaksanya tinggal. aku ingin jadi yang paham, bahwa dia memang begitu saja, bahwa ke manapun aku pergi, ke manapun dia pergi, jika takdir itu untuk kita, maka tentu tidak perlu gelisah.
yaudah mari memasrahkan takdir, mari bersamaku lihat nanti jadinya gimana ya, umurnya sebentar lagi 25, sebenarnya dia belum siap menikah, 7 tahun lalu aku ingat aku ingin menikah dengannya di usia ini HAHA (sampai ditulis soalnya), entah karena belum siap atau karena memang dia belum yakin sama aku, yaa emang sama aku? HAHA emang aku udah siap? berani-beraninya anak 17 tahun mikir mau nikah umur 24, maklum masih cinta cinta cinta. tapi, jujur kalau kali ini gak berhasil, masa nunggu 7 tahun lagi? pupuslah haha. Oiyaa kamu mau kan nemenin aku kalau nanti ternyata aku yang patah hati? MAAAUUUUU!
dear aku, jangan jadi yang 17 tahun lagi ya, repot kan? malu kan? gelisah kan? iya makanya ikhlaskan, dan sabar. Yuk hidup yuk!
Comments
Post a Comment