Skip to main content

Rumah dan Wajah di 2021

 


Sumbawa, 4-18 Mei 2021

kisah rumah dan wajah-wajahnya yang sama. aku menulis itu di caption Instagramku beberapa waktu lalu. maaf ya berbagi ceritanya baru sekarang, maaf juga aku yang nggak berubah-berubah. akhirnya aku pulang, ke rumahku, tempat aku tumbuh dan terisi penuh. tempat aku merasa hidup tidak perlu mengejar yang tak pasti, tempat aku merasa cukup.

pesawat itu tepat landing di bandara Sumbawa pada 4 Mei, jam 4 sore, aku bersama seseorang. cukup ku sebut seseorang saja dulu ya, sebab melukiskannya lebih masih jadi ketakutan, walau ini seperti sebuah "kemajuan" akhirnya aku memperkenalkan wajah itu kepada kedua orang tuaku secara informal, begitu pun dia. aku bersyukur atas itu, selalu, terimakasih sudah berusaha hidup hingga bisa menjadi sosok sespesial itu dalam jawaku.

akhirnya aku bertemu bapak dan mama, dan juga kakak. aku bertemu sahabat-sahabatku, aku bertemu rumah, langit, sawah, bukit, laut, angin, dan semua yang menyertaiku di sana.

dua minggu memang tidak cukup, banyak orang yang belum ku temui, namun di lain sisi mengabarkan kepulanganku kepada mereka sama seperti mengabarkan kepergianku juga, waktu yang singkat, namun tetap patut disyukuri segala yang ada dan tidak pernah berubah.

akhirnya aku bisa tidur dipangkuan mama, meski rumahku masih sama saja seperti dulu, aku yang membatin kenapa mama tidak pernah berniat sungguh-sungguh mendekor rumah, haha, rasanya ingin sekali ku sulap jadi yang aku mau, tapi aku tahu waktunya pun tidak bisa juga.

aku tidak ingin membicarakan soal "tidak berubah" yang paling ingin aku ubah di rumah, sebab aku rasa aku harus lebih banyak bicara bahagia, hitung-hitung membayar keterlambatanku cerita hehe

foto yang di atas itu adalah fajar dari rumah. aku akhirnya bisa naik ke atas dan melakukan hal itu lagi, seprti dulu. ada banyak nostalgia yang coba aku rangkai, memang aku ini susah ya melepaskan masa lalu sepenuhnya, masih saja mau bermain di sana. di sore bulan ramadhan, pasar pasti ramai karena banyak yang dagang, aku akhirnya bisa ikut ke pasar bantu bibi Mun (menantu alm Nenek Lah yang paling deket sama aku) jualan lupis. hal yang paling aku suka, walaupun kadang aku malah jadi ngerecokin, dia tetap sabar haha. Melakukan hal ini seperti memberi tenang, "aku ternyata tetap aku ya, tidak berubah kok" membatin.

aku menyusuri nostalgia saat ngaji, nyoba nimbah air lagi di rumah Nenek Lah haha. dulu setiap sore sebelum ngaji, kita diwajibin nimbah air, untuk aku yang dulu si kecil yang manja, berat banget nglakuinnya, padahal kemarin pas aku coba, kok gampang banget ya, kok menyenangkan saja. memang ya kadang kita butuh waktu terlalu lama untuk bisa memaknai hal sederhana dengan bijaksana.

aku mengunjungi kuburan nenek Lah, menangis di pusarannya tanpa sengaja, bilang semua yang tidak pernah berani terungkapkan ketika dia masih bernafas di dunia, lagi-lagi menyesali kita yang belum sempat bertemu.

aku mengajak mama dan bapak makan bareng, keluar makan malam bersama adalah hal yang paling aku sukai. dulu mereka melakukan itu ketika aku ulang tahun, sekarang aku ingin melakukan itu sesering yang aku bisa, sebab semakin bertambah usia, ada perbedaan caraku memaknai hari ulang tahun, usiaku justru berkurang, bukan bertambah.

aku tidak lupa menyapa bintang-bintang malam sambil duduk di teras atas rumah, ah bisa-bisanya letak mereka tidak berubah, sama seperti dulu.

lalu nostalgia naik bus bersama mama pulang kampung ke rumah nenek. haha di mana lagi bisa menyaksikan jual beli taplak meja berlangsung di atas bus, sungguh pemandangan yang sulit ditemukan.

terakhir, tentu saja, bertemu sahabatku, makan sambal bage Novey, bakar-bakar ayam, walaupun tidak sempat ngcamp, tapi aku sadar diri itu tidak mungkin bisa diwujutin haha

eh aku jelas ke pantai, bertemu lautan, bicara, 3 tahun mengeluh tidak bisa bertemu nyata, akhirnya pas ketemu aku gak bisa marah, lagian salah dia juga apa haha

aku hanya bisa menatap, membatin syukur, melihat keluargaku asyik berfoto ria lompat-lompat berharap kamera bisa menangkap lompatan singkat mereka haha

meski hanya 2 minggu, ini lengkap, terimakasih untuk rumah dn wajah-wajah yang tidak pernah berubah. semoga 2 minggu cukup untuk aku mengisi daya bertahun-tahun lagi di Jakarta, ah entah lah.

tidak ada foto yang benar-benar mewakilinya, semua terekam jelas di kepala, itu cukup.


Comments

Popular posts from this blog

Hari Pertamaku

  Aku bertanya-tanya hari ini akan melakukan apa. Hari ini kegiatamu apa? Bekerja seperti biasa ya? Atau mungkin sedang liburan ambil cuti panjang? Atau sedang kurang enak badan jadi hanya beristirahat di rumah?  Hari ini, ku anggap sebagai hari pertamaku menganggur. Karena seharusnya seperti biasa aku berangkat kerja pagi dan selalu sampai rumah saat langit sudah gelap. Selama lebih dari 4 tahun bekerja di tempat yang sama, saat-saat terakhir justru yang teringat hanya bahagia dan kebaikannya saja, segala keluh kesah atau kekesalan selama ini hilang haha Syukurlah, aku pamit baik-baik.  Jadi hari ini aku mau sedikit cerita kegiatanku sebagai pengangguran di hari pertama. Semoga kamu ga bosan yaa hehe. Pagi tadi aku bikin kue regal, simple banget buatnya. Dapur langsung ku bersihkan, karena memang beberapa hari kemarin aku sudah membersihkan dapurku sebersih mungkin.  Siangnya, aku hanya kukus 3 telor dan wortel di rice cooker karena gas di rumah habis. Setelah itu a...

Perpisahan di 19 Agustus

Aku sedang terbaring di kasur, menatap jendela, melihat langit sore. Air mataku masih tersisa, yang sebenarnya beberapa hari ini aku sudah berusaha menahannya, entah untuk apa. Aku tidak tahu jelas apa yang ku rasakan. Perasaan sedih ini, aku tidak bisa menjelaskannya. Aku sedih namun aku baik-baik saja. Aku baik-baik saja namun aku ingin menangis.  Aku tidak tahu aku menangisi ketidakmampuanku menjaganya, atau perasaan melepaskan yang belum mampu ku kendalikan, atau aku menangisi diriku sendiri yg mengalami hal ini. Di antara kemungkinan itu, aku tetap tidak tahu pasti jawabannya apa. Sudah hampir 3 bulan, seharusnya minggu depan tepat 3 bulan aku menjadi seorang ibu. Tapi, ternyata tepat setelah 2 bulan aku mengetahui keberadaannya, dia  pergi. Lalu, tepat juga satu tahun pernikahan kami di tanggal 19 Agustus ini, resmi sudah berdua lagi. Melewati 3 hari di rumah sakit, untuk pertama kalinya aku masuk ruang operasi. Pertama kalinya pula aku merasakan kontraksi sedemikian rup...

Cerita Nganggur

  Hai kamu di 2025, apa kamu masih mau berteman denganku? Masih ingin tahu soal hidupku? Atau kamu saat ini sedang sibuk mengurus hidupmu sendiri, sedang berdamai dengan keadaan, sedang bekerja keras mencari uang, atau sedang menjalani hari yang biasa-biasa saja seperti aku? Apa pun itu, semoga kamu selalu memilih bertahan dan melangkah.  Aku tidak ingat apa sebelumnya aku sempat berbagi cerita bahwa sekarang aku pengangguran. Iya aku pengangguran yang banyak kegiatan di rumah, haha. Jujur saja aku baru tahu kalau aku orang yang ga bisa diam gini. Ada saja yang ingin ku kerjakan dan lakukan, meski ketika sadar sudah sore, aku sedikit menyesalinya kenapa aku tidak menghabiskan hariku melamar pekerjaan.  Hari-hari ku lalui dengan kegiatan yang sebenarnya itu-itu saja. Tapi aku justru merasa lebih produktif selagi aku mau bangun dari tempat tidurku. Bangun pagi seperti biasa, kupaksakan diriku olahraga jalan kaki hampir satu jam tiap pagi. Di jalan, aku bertemu dengan kakek ...