Ada yang salah
Pada kopi panas yang akhir" ini sering buatku sakit perut
Atau kata-kata di kepala yang selalu kabur tiap kali kuraih pena dekat kasur
Seprtinya, mereka merasakan itu
Aku yang di dalam
Yang tak kunjung punya penjelasan.
Aku tidak ingin beranjak dulu
Atau pergi menemuinya
Tidak ada yang lebih patut disalahkan di antara kita
Kurasakan sakitnya tiap kali aku tidak mengingatnya
Kenapa rumit sekali?
Aku tidak bisa beranjak dari sini
Atau pergi menemuinya
Sedang tanganku kosong
Mulutku bisu
Hatiku ragu
Ku tahu yang dia butuh
Meski kata"ku selalu cukup baginya
Aku tak kunjung punya penjelasan
Mengapa aku memilih diam
Tak menghampirnya seperti biasa...
Ada yang berbeda
Tentang rasa yang selalu buatku bangga
Duniaku berhenti
Seiring kusadari
Aku tak lagi bisa menghindari
Aku dan dia yang tak punya jalan kembali
Biarkan saja, kesendirian dan kesepian terus mengejekku dari dalam seolah bekerja keras agar aku mau merendahkan diriku untuk datang menemuinya dan memohon agar disembuhkan.
Aku tidak ingin kalah, namun kutahu manusia tidak akan menang sepenuhnya dari rasa kesepian.
Kota ini, membuatku terlihat kecil, bukan apa-apa. Banyak hal yang telah kulihat, kupelajari, meski aku lebih sering gagal hingga kini meyakinkan diri sendiri bahwa aku akan baik-baik saja sendiri.
Kamu tahu?
Entah sudah berapa bulan, aku kehilangan seseorang itu (bagiku yang pergi yang kehilangan), meski aku tidak yakin siapa yang sesungguhnya kehilangan. Tapi aku kalah pada hubungan tanpa status pacaran (komitmen) yang tlah coba kupertahankan lebih dari 3 tahun. Aku dulu teramat menyukainya, sangat. Tidak pernah kubayangkan hari ini aku tlah berlari jauh dari dia. Bagiku, dia sempurna untukku. Tidak ada yang lebih sempurna kepalanya, sikapnya, caranya memandang hubungan kami. Meski selama lebih dari 3 tahun ini, penuh teka-teki, tanda tanya dalam kepalaku, yang tak kunjung kudapat penjelasan mengapa aku mau tetap bertahan dan bersabar meski hubungan LDR itu, dia yang selalu sibuk dengan dunianya, dia yang sangat jarang menghubungiku dan aku harus menunggunya, dan dia-dia yang lain, aku seperti tetap belum menemukan arti seorang aku dan bagaimana hati lelaki itu sebenarnya.
Tapi, pada akhirnya aku tahu, dia teramat mencintaiku, sangat. Dengan segala yang dia lakukan tanpa kuketahui, membuatku akhirnya sadar bahwa ternyata cintaku yang kufikir lebih besar dari yang dia punya selama ini, terbalaskan, jauh.
Namun, tiba-tiba perasaan itu datang entah dari mana, aku ragu padanya, aku berubah, aku menyerah. Ini bukan inginku, sungguh. Bagiku selama ini dia teramat cukup untuk kujaga sendiri dalam hatiku. Ini bukan kehendakku, sebab sampai detik inipun aku masih berharap perasaanku tak pernah berubah padanya.
Bisa bantu aku jelaskan mengapa?
Apakah aku sungguh tlah bosan? Atau karena akhirnya aku tahu dia teramat mencintaiku lantas aku menjadi takut atau tlah terpenuhi keinginan dan teka-tekiku tlah terjawab pula? Sekejam itukah aku?
Tidak.
Aku masih mencari jawabannya hingga sekarang. Entah sampai kapan, ditambah perasaan sepi dan mimpi yang semakin kuat untuk rencanaku di masa depan. Impianku..
Semoga, semoga ada jalan. Doakan aku :)
Comments
Post a Comment