Skip to main content

Aku di Yogyakarta (2)

02/01/18
aku ke Bungker Kaliadem dan tempat makan Kopi Klotok (tempatnya mengesankan). Amiek ngajakin aku ke sana. sebenarnya kita janjian jam 4 pagi, kata Amiek biar bisa ngeliat sunrise di Bungker Kaliadem itu. Tapi karena aku telat bangun, akhirnya dia jemput aku jam setengah 6 pagi. tidak ada sunrise, bahkan pagi itu berkabut. dia mengeluh karena kabut pagi menghalangi pandangan kita, dia ingin aku melihat Gunung Merapi dari tempat itu.
berkali-kali aku bilang itu tidak masalah, yang penting aku sudah pernah ke tempat ini.
di tengah kabut pagi itu, kita membicarakan banyak hal. dia terus bertanya tentang impianku dan rencanaku di masa depan. aku tidak ingin memberitahunya karena aku ingin menyimpan sendiri dulu untuk diriku. karena itu, dia meragukan mimpiku, dia bilang "bilang saja kamu ragu pada mimpimu, atau sebenarnya kamu nggak tahu dan nggak punya rencana untuk itu". yah, lagi-lagi itu perkataan yang lucu. aku tidak menyangka bahwa dia seberubah itu. dia yang dulunya sangat memercayai kemampuanku, yang berkat dia aku akhirnya tahu apa yang aku inginkan dan yang bisa aku lakukan, dia yang dulu selalu mendukungku. selain itu, dia terus mengeluh tentang kuliahnya yang membuatnya frustasi karena tugas-tugas deadline itu (meski dia tidak ingin itu disebut mengeluh). aku masih ingat, dulu saat aku sedikit membicarakan kelelahanku perihal sesuatu yang aku kerjakan, dia selalu bilang untuk jangan mengeluh.
sejujurnya, banyak yang ingin aku tanyakan padanya sebelum waktu akhirnya memberi kesempatan untuk bisa duduk di tempat yang indah itu bersama dia. tapi semua tidak berjalan sesuai inginku, melihat dia yang sekarang, yang membuatku merasa aku seperti tidak pernah mengenal sosoknya. entah aku yang berubah atau dia yang berubah seolah kita seperti orang asing yang baru bertemu untuk pertama kali, sedikit rasa kecewa ini, kufikir aku yang terlalu menyukai dia yang dulu. semoga hidupnya, hidupku, yang kini kita jalani sendiri, tidak bisa berjalan bersama lagi, menemukan arti bahagia yang sesungguhnya.

Oiya, Kopi Klotok, tempat yang sederhana, nuansa tradisional, makanan yang tradisional+murah banget, aku selalu suka tempat yang seperti itu. Kamu juga pasti suka kalau ke Jogja. Iya, setiap sudut Jogja itu memang mengesankan, aku setuju. semoga aku bisa kembali, akan.




Hanya itu yang bisa kubagikan padamu. selebihnya, kamu tahu bahwa aku tidak akan pernah bisa menghindar dari berusaha "menjaga perasaan". aku tidak ingin menceritakannya, intinya aku bersyukur. semoga kamu merasa cukup.

Terimakasih Yogyakarta, kamu memang istimewa. Kuharap kamu tidak akan banyak berubah ketika kelak kita bertemu lagi, pastinya aku tidak akan sering mengunjungimu, sebab rindu itu penting, biar kita bisa menghargai jarak. Hahaha


special terimakasih :
- Baharuddin Amnur (Bahe) dan keluarga
-Rahmat Rafsanjani (Mek)
-Dedy Saputra (Dedet Bebek)
-Ramli Ramdani (Ramly Ramla)
-Amiek Aminuddin
-orang-orang yang menemuiku dan tersenyum di jalan
-orang yang memasak masakan murah dan enak di Jogja
-Orang yang membantuku tanpa kusadari selama di Jogja
-dan Yogyakarta,yang tetap istimewa.



Comments

Popular posts from this blog

Hari Pertamaku

  Aku bertanya-tanya hari ini akan melakukan apa. Hari ini kegiatamu apa? Bekerja seperti biasa ya? Atau mungkin sedang liburan ambil cuti panjang? Atau sedang kurang enak badan jadi hanya beristirahat di rumah?  Hari ini, ku anggap sebagai hari pertamaku menganggur. Karena seharusnya seperti biasa aku berangkat kerja pagi dan selalu sampai rumah saat langit sudah gelap. Selama lebih dari 4 tahun bekerja di tempat yang sama, saat-saat terakhir justru yang teringat hanya bahagia dan kebaikannya saja, segala keluh kesah atau kekesalan selama ini hilang haha Syukurlah, aku pamit baik-baik.  Jadi hari ini aku mau sedikit cerita kegiatanku sebagai pengangguran di hari pertama. Semoga kamu ga bosan yaa hehe. Pagi tadi aku bikin kue regal, simple banget buatnya. Dapur langsung ku bersihkan, karena memang beberapa hari kemarin aku sudah membersihkan dapurku sebersih mungkin.  Siangnya, aku hanya kukus 3 telor dan wortel di rice cooker karena gas di rumah habis. Setelah itu a...

Perpisahan di 19 Agustus

Aku sedang terbaring di kasur, menatap jendela, melihat langit sore. Air mataku masih tersisa, yang sebenarnya beberapa hari ini aku sudah berusaha menahannya, entah untuk apa. Aku tidak tahu jelas apa yang ku rasakan. Perasaan sedih ini, aku tidak bisa menjelaskannya. Aku sedih namun aku baik-baik saja. Aku baik-baik saja namun aku ingin menangis.  Aku tidak tahu aku menangisi ketidakmampuanku menjaganya, atau perasaan melepaskan yang belum mampu ku kendalikan, atau aku menangisi diriku sendiri yg mengalami hal ini. Di antara kemungkinan itu, aku tetap tidak tahu pasti jawabannya apa. Sudah hampir 3 bulan, seharusnya minggu depan tepat 3 bulan aku menjadi seorang ibu. Tapi, ternyata tepat setelah 2 bulan aku mengetahui keberadaannya, dia  pergi. Lalu, tepat juga satu tahun pernikahan kami di tanggal 19 Agustus ini, resmi sudah berdua lagi. Melewati 3 hari di rumah sakit, untuk pertama kalinya aku masuk ruang operasi. Pertama kalinya pula aku merasakan kontraksi sedemikian rup...

Cerita Nganggur

  Hai kamu di 2025, apa kamu masih mau berteman denganku? Masih ingin tahu soal hidupku? Atau kamu saat ini sedang sibuk mengurus hidupmu sendiri, sedang berdamai dengan keadaan, sedang bekerja keras mencari uang, atau sedang menjalani hari yang biasa-biasa saja seperti aku? Apa pun itu, semoga kamu selalu memilih bertahan dan melangkah.  Aku tidak ingat apa sebelumnya aku sempat berbagi cerita bahwa sekarang aku pengangguran. Iya aku pengangguran yang banyak kegiatan di rumah, haha. Jujur saja aku baru tahu kalau aku orang yang ga bisa diam gini. Ada saja yang ingin ku kerjakan dan lakukan, meski ketika sadar sudah sore, aku sedikit menyesalinya kenapa aku tidak menghabiskan hariku melamar pekerjaan.  Hari-hari ku lalui dengan kegiatan yang sebenarnya itu-itu saja. Tapi aku justru merasa lebih produktif selagi aku mau bangun dari tempat tidurku. Bangun pagi seperti biasa, kupaksakan diriku olahraga jalan kaki hampir satu jam tiap pagi. Di jalan, aku bertemu dengan kakek ...