aku ke Bungker Kaliadem dan tempat makan Kopi Klotok (tempatnya mengesankan). Amiek ngajakin aku ke sana. sebenarnya kita janjian jam 4 pagi, kata Amiek biar bisa ngeliat sunrise di Bungker Kaliadem itu. Tapi karena aku telat bangun, akhirnya dia jemput aku jam setengah 6 pagi. tidak ada sunrise, bahkan pagi itu berkabut. dia mengeluh karena kabut pagi menghalangi pandangan kita, dia ingin aku melihat Gunung Merapi dari tempat itu.
berkali-kali aku bilang itu tidak masalah, yang penting aku sudah pernah ke tempat ini.
di tengah kabut pagi itu, kita membicarakan banyak hal. dia terus bertanya tentang impianku dan rencanaku di masa depan. aku tidak ingin memberitahunya karena aku ingin menyimpan sendiri dulu untuk diriku. karena itu, dia meragukan mimpiku, dia bilang "bilang saja kamu ragu pada mimpimu, atau sebenarnya kamu nggak tahu dan nggak punya rencana untuk itu". yah, lagi-lagi itu perkataan yang lucu. aku tidak menyangka bahwa dia seberubah itu. dia yang dulunya sangat memercayai kemampuanku, yang berkat dia aku akhirnya tahu apa yang aku inginkan dan yang bisa aku lakukan, dia yang dulu selalu mendukungku. selain itu, dia terus mengeluh tentang kuliahnya yang membuatnya frustasi karena tugas-tugas deadline itu (meski dia tidak ingin itu disebut mengeluh). aku masih ingat, dulu saat aku sedikit membicarakan kelelahanku perihal sesuatu yang aku kerjakan, dia selalu bilang untuk jangan mengeluh.
sejujurnya, banyak yang ingin aku tanyakan padanya sebelum waktu akhirnya memberi kesempatan untuk bisa duduk di tempat yang indah itu bersama dia. tapi semua tidak berjalan sesuai inginku, melihat dia yang sekarang, yang membuatku merasa aku seperti tidak pernah mengenal sosoknya. entah aku yang berubah atau dia yang berubah seolah kita seperti orang asing yang baru bertemu untuk pertama kali, sedikit rasa kecewa ini, kufikir aku yang terlalu menyukai dia yang dulu. semoga hidupnya, hidupku, yang kini kita jalani sendiri, tidak bisa berjalan bersama lagi, menemukan arti bahagia yang sesungguhnya.
Oiya, Kopi Klotok, tempat yang sederhana, nuansa tradisional, makanan yang tradisional+murah banget, aku selalu suka tempat yang seperti itu. Kamu juga pasti suka kalau ke Jogja. Iya, setiap sudut Jogja itu memang mengesankan, aku setuju. semoga aku bisa kembali, akan.
Oiya, Kopi Klotok, tempat yang sederhana, nuansa tradisional, makanan yang tradisional+murah banget, aku selalu suka tempat yang seperti itu. Kamu juga pasti suka kalau ke Jogja. Iya, setiap sudut Jogja itu memang mengesankan, aku setuju. semoga aku bisa kembali, akan.
Hanya itu yang bisa kubagikan padamu. selebihnya, kamu tahu bahwa aku tidak akan pernah bisa menghindar dari berusaha "menjaga perasaan". aku tidak ingin menceritakannya, intinya aku bersyukur. semoga kamu merasa cukup.
Terimakasih Yogyakarta, kamu memang istimewa. Kuharap kamu tidak akan banyak berubah ketika kelak kita bertemu lagi, pastinya aku tidak akan sering mengunjungimu, sebab rindu itu penting, biar kita bisa menghargai jarak. Hahaha
special terimakasih :
- Baharuddin Amnur (Bahe) dan keluarga
-Rahmat Rafsanjani (Mek)
-Dedy Saputra (Dedet Bebek)
-Ramli Ramdani (Ramly Ramla)
-Amiek Aminuddin
-orang-orang yang menemuiku dan tersenyum di jalan
-orang yang memasak masakan murah dan enak di Jogja
-Orang yang membantuku tanpa kusadari selama di Jogja
-dan Yogyakarta,yang tetap istimewa.
Comments
Post a Comment