Skip to main content

Istirahat sehari menyapa dunia


Dalam ruang kosong
Kesunyian adalah sahabatku
Kunci pintu itu masih kusimpan
Tak ada yang harus diperjuangkan
Atau dipertahankan
Hanya ada aku dan ruang.

Ahh sebab tidak ada yang bisa menjadi tempat berbagi duka, akhirnya aku memilih menulis lagi, berbagi denganmu. Rasa ingin diperhatikan, bohong jika kukatakan aku tidak membutuhkan itu. Terlebih karena aku sedang kurang sehat. Memang manusia hfft.
Sudah 3 hari aku flu tentu saja berteman demam, mereka selalu menjadi paket lengkap setiap tahun hadir, kemarin adalah yang paling parah. Hari ini aku tidak masuk kuliah, memilih beristirahat menginjak tanah dunia bahkan beristirahat menengadah menatap langit kota yang begitu-begitu saja, memang menyebalkan, langit kota ini mengapa bisa sekonsisten itu.
Yah lagi-lagi, aku harus berbagi hal yang tidak nyaman. Aku sendiri di rumah. Perutku disaat sakit beginipun tak bisa kumanjakan. Hanya roti tawar bakar+telur goreng+2 potong sayap ayam goreng untuk sarapan dan telur goreng+2 potong sayap ayam goreng untuk makan malam. Itu saja yang bisa kusediakan untuknya dalam kondisi seperti ini, kuharap dia maklum karena aku tidak bisa mengandalkan siapapun selain diri sendiri bahkan saat sakit begini. Apa kamu bosan mendengarnya? Hahah
Ceritaku hanya soal itu-itu saja, tapi bukan berarti aku tidak punya cerita yang lain minggu-minggu sebelumnya, seperti yang kamu tahu, aku hanya ingin menulis di blog saat aku ingin dan bisa saja. Maafkan aku jika terkesan aku hanya datang saat butuh hihi
Mau bagaimana lagi, apa kamu juga mengharapkan ada sesuatu yang baru? Sayang sekali, aku juga berharap hahah.
Tapi nyatanya memang begini, tidak ada yang tiba-tiba datang membawa makanan dan bunga mawar putih ke rumah dengan surat "semoga lekas sembuh, dunia rindu kamu". Tidak ada, hidup memang begitukan? Hahah
Jika seandainya ada, mungkin tulisan ini akan lebih berwarna bagimu, maafkan aku yang kurang berwarna ini (?)
Lagipula, siapa juga yang akan datang bahkan meski tanpa makanan atau bunga? tidak ada yang perlu melakukannya. Aku tidak punya seseorang yang harus seperti itu padaku.
Sore tadi, aku menelepon ibuku, vc bersama dua manusia yang membuatku bersyukur menjadi seorang aku berkesempatan terlahir di dunia ini. Tidak tahu bagaimana jika tidak diberi kesempatan untuk merasakan warna-warni kehidupan dunia, 2 manusia di rumah itu adalah perantara terbaik dari-Nya.
Ah setidaknya hidup lebih terasa karena aku punya mereka tempat kembali mencari perhatian meski hanya ucapan "minum obat biar cepat sembuh", "coba ke rumah sakit", "makan sana jangan sampai perut kosong". Huff sesederhana itu, meski ya jelas nasehat itu tidak kulakukan (karena kurasa belum perlu minum obat atau ke rs).
Mereka adalah rasa syukur setiap anak di dunia ini, tempat kembali dan berbagi suka duka.

Udah dulu ya, aku mau istirahat. Hpku juga bentar lagi mati, degdegan cukup nggak ya, jangan sampai tiba-tiba mati habis cerita sebanyak ini hahah
Doakan aku biar lebih kuat dari ini, bukan hanya luarnya, yang paling penting adalah dalamnya. Terimakasih sudah menjadi sahabat berbagiku, dalam kondisi tidak sehat seperti sekarang. Selamat tidur, lebih awal. Semoga bermimpi indah bisa terbang (mimpi kesukaanku). Jadi rindu mimpi itu. Udah ah dadaaaaaaahh

Comments

Popular posts from this blog

Hari Pertamaku

  Aku bertanya-tanya hari ini akan melakukan apa. Hari ini kegiatamu apa? Bekerja seperti biasa ya? Atau mungkin sedang liburan ambil cuti panjang? Atau sedang kurang enak badan jadi hanya beristirahat di rumah?  Hari ini, ku anggap sebagai hari pertamaku menganggur. Karena seharusnya seperti biasa aku berangkat kerja pagi dan selalu sampai rumah saat langit sudah gelap. Selama lebih dari 4 tahun bekerja di tempat yang sama, saat-saat terakhir justru yang teringat hanya bahagia dan kebaikannya saja, segala keluh kesah atau kekesalan selama ini hilang haha Syukurlah, aku pamit baik-baik.  Jadi hari ini aku mau sedikit cerita kegiatanku sebagai pengangguran di hari pertama. Semoga kamu ga bosan yaa hehe. Pagi tadi aku bikin kue regal, simple banget buatnya. Dapur langsung ku bersihkan, karena memang beberapa hari kemarin aku sudah membersihkan dapurku sebersih mungkin.  Siangnya, aku hanya kukus 3 telor dan wortel di rice cooker karena gas di rumah habis. Setelah itu a...

Perpisahan di 19 Agustus

Aku sedang terbaring di kasur, menatap jendela, melihat langit sore. Air mataku masih tersisa, yang sebenarnya beberapa hari ini aku sudah berusaha menahannya, entah untuk apa. Aku tidak tahu jelas apa yang ku rasakan. Perasaan sedih ini, aku tidak bisa menjelaskannya. Aku sedih namun aku baik-baik saja. Aku baik-baik saja namun aku ingin menangis.  Aku tidak tahu aku menangisi ketidakmampuanku menjaganya, atau perasaan melepaskan yang belum mampu ku kendalikan, atau aku menangisi diriku sendiri yg mengalami hal ini. Di antara kemungkinan itu, aku tetap tidak tahu pasti jawabannya apa. Sudah hampir 3 bulan, seharusnya minggu depan tepat 3 bulan aku menjadi seorang ibu. Tapi, ternyata tepat setelah 2 bulan aku mengetahui keberadaannya, dia  pergi. Lalu, tepat juga satu tahun pernikahan kami di tanggal 19 Agustus ini, resmi sudah berdua lagi. Melewati 3 hari di rumah sakit, untuk pertama kalinya aku masuk ruang operasi. Pertama kalinya pula aku merasakan kontraksi sedemikian rup...

Cerita Nganggur

  Hai kamu di 2025, apa kamu masih mau berteman denganku? Masih ingin tahu soal hidupku? Atau kamu saat ini sedang sibuk mengurus hidupmu sendiri, sedang berdamai dengan keadaan, sedang bekerja keras mencari uang, atau sedang menjalani hari yang biasa-biasa saja seperti aku? Apa pun itu, semoga kamu selalu memilih bertahan dan melangkah.  Aku tidak ingat apa sebelumnya aku sempat berbagi cerita bahwa sekarang aku pengangguran. Iya aku pengangguran yang banyak kegiatan di rumah, haha. Jujur saja aku baru tahu kalau aku orang yang ga bisa diam gini. Ada saja yang ingin ku kerjakan dan lakukan, meski ketika sadar sudah sore, aku sedikit menyesalinya kenapa aku tidak menghabiskan hariku melamar pekerjaan.  Hari-hari ku lalui dengan kegiatan yang sebenarnya itu-itu saja. Tapi aku justru merasa lebih produktif selagi aku mau bangun dari tempat tidurku. Bangun pagi seperti biasa, kupaksakan diriku olahraga jalan kaki hampir satu jam tiap pagi. Di jalan, aku bertemu dengan kakek ...