Skip to main content

19 Agustus 2023, Sebuah Rumah dan Seorang Manusia yang Kini jadi Bagian Kita




19 Agustus 2023
. Sebuah rumah, seorang manusia, dan aku yang dengan penuh percaya menjadi bagian dari itu, seumur hidup yang entah berapa lama.

Hai, mungkin salah satu atau semua dari kamu sudah tahu bahwa akhirnya aku "berlabuh". Kita menang!! haha. Pernah ingat tulisanku tentang aku si 17 tahun itu? Iya, di situ aku dan kamu masih menerka-nerka, masih tidak tahu akan bagaimana, masih berteman dengan ketidakpastian.

Aku harus cerita awalnya dari mana ya? Sudah lama sekali rasanya tidak menyapamu, walau kamu percaya atau tidak, hampir setiap hari aku berpikir ingin cerita, ingin berbagi perasaan ini bersama kamu yang sudah menemani masa-masa tidak nyaman dalam hidup. Tapi pagi ini, aku datang ke kantor lebih awal, lalu mengerjakan satu pekerjaan kemarin yang tertunda, dan akhirnya memutuskan untuk menemuimu lagi. Maafkan aku, aahh lagi lagi minta maaf karena kesalahan yang sama heheheheh.

Sebenarnya, aku tidak merasa terlalu repot atau pusing mempersiapkan pernikahan, walaupun beberapa hal sempat buatku terganggu. Dari awal persiapan, keluargaku memang heboh, tapi aku tidak ingin merasa terganggu soal itu, mereka justru banyak membantu, mereka bikin seragam biaya sendiri, mereka juga beli ini itu yang sebelumnya aku bilang tidak perlu tapi mereka yang mau, walaupun kadang seperti over persiapan, tapi untungnya aku orang yang mikirnya ga ribet. Selama mereka ga menuntut aku, bagiku tidak ada alasan untuk berdebat atau protes. Aku tahu niat mereka baik.

Oiya, acaranya di kampung halaman kita, di Sumbawa. Karena jauh dan tidak bisa handle sendiri, begitu juga dengan ibu dan para bibiku di Sumbawa yang semuanya bekerja, jadi kita memutuskan untuk menyewa WO. Oiya, aku lupa cerita kalau keluarganya datang menemui keluargaku di H+3 lebaran tahun ini. Bersamaan di malam itu dia datang sendiri ke rumah bibiku di Jakarta bawa cincin dan buah haha. Sederhana sekali, aku cuma pakai outfit ngantor aja. Bibiku gelar karpet kesayangannya yang ga pernah dipakai, mungkin karena itu hari spesial dan pertama kalinya juga beliau ketemu calonku, makanya karpet itu dikeluarin. Ada satu sahabat dekatku hadir juga, namanya Tiwi. Kita video call bareng keluarga yang di Sumbawa yang juga sedang berdiskusi perihal waktu dan tentu biaya hehe. Aah lamarannya kapan ceritanya kapan haha maaf (lagi).

Di bulan Mei-Juli, total 2 kali aku ke Solo. Aku memang sengaja ingin jahit gaun sendiri. Satu hal itu saja aku ingin menjadi pilihanku. Aku beli bahan (gaun dan bridesmate) dan souvenir ke Solo. Wara wiri dibantu bibiku yang memang biasanya selalu aku repotkan hampir tiap tahun ke Solo hehe. Gaunku dijahit di rumah sederhana, penjahit rumahan yang sudah mulai memasuki usia lansia. Gaun yang “aku banget”, gaun yang sederhana saja. Walau hasilnya tidak 100% sesuai dengan apa yang aku harapkan, tapi aku menyukainya. Terima kasih banyak bapak dan ibu, Ravi Tailor.

Apalagi ya? The day! 19 Agustus. Acara akadnya pagi. Sejujurnya aku cukup degdegan karena mikirin apa bapak bisa lancar pas ijab qabulnya. Seminggu sebelum acara, aku dan mama sering banget ingetin bapak buat latihan, tapi setiap latihan selalu salah haha. Akhirnya ketika bapak merasa mulai tertekan, beliau ga mau lanjut belajar hahaha. Iya benar aja, sempat salah ucap mahar, tapi ga apa-apa. Bapak yang selama ini selalu terlihat sangar, ternyata bisa juga nampak menciut haha. Terima kasih ya bapak sudah berusaha.

Selama 2 minggu di Sumbawa, aku dan dia bolak balik ke rumahku beberapa hari dan ke rumahnya juga. Karena rumah kita sekarang (setelah orang tuaku pindah) jadi cukup jauh, sekitar 2 jam perjalanan, jadi itu cukup melelahkan, apalagi dia yang nyetir. Tapi banyak hal yang pertama kalinya aku rasakan selepas kami menikah. Pertama kali bisa sedekat itu bersama keluarganya, dulu ketika berusia 17-18 tahun, aku pernah membayangkan bagaimana menjadi bagian dari keluarga itu, dan ternyata di usia yang ke 26, aku mewujudkan satu impian tak pasti itu. Meski berani memimpikannya, sebenarnya aku dulu tidak cukup berani percaya mewujudkannya.

Pertama kali lainnya adalah mengajaknya ke rumah. Tidur, makan bersama dimasakin mama, bahkan dia bisa jadi teman mengobrol bapak. Terharu, bapak sampai bersemangat sekali belajar cara mengeram ayam, kebetulan bapak lagi pelihara ayam sekarang, dan beruntungnya, itu salah satu spesialisasinya. 

Ketika melihat dia bisa jadi teman ngobrol bapak, hatiku terenyuh, aku tahu sudah lama bapak tidak punya teman ngobrol, lebih tepatnya, bapak tidak punya anak laki-laki yang bisa diajak ngobrol santai atau serius. Padahal aku tahu bapak orangnya keras, tapi bicara dengan dia, intonasi ngobrol bapak bisa jadi lebih halus. 

Sudah dulu ya. Nanti aku cerita lagi soal keseharianku menjadi istri hehe. Masih mau kan dengar ceritaku? Atau karena aku sudah menikah jadi kamu tidak terlalu tertarik lagi? Ah entahlah, aku tidak ingin berpikir tidak baik tentang kamu. Selama ini kamu sudah cukup baik mau mengenal dan memahami aku lewat tulisan-tulisan ini. Sebenarnya, aku pun masih mencoba menyesuaikan diri dengan hari-hari menjadi istri, semua stigma dan opini orang-orang luar tentang kehidupan perempuan setelah menjadi istri aku coba pelajari, aku coba pahami dan mencari jalan tengah terbaik. Sebab aku sadar diri, kini aku sudah menjadi bagian dari kehidupan dan ibadah seseorang, artinya aku pun bertanggungjawab atas dia, begitu juga sebaliknya. 

Sekarang aku sedang menikmati masa-masa menyenangkan di apartment kita, tempat sementara kita mesra-mesraan kecil-kecilan berdua. Doa dan dzikir yang dia ajarkan padaku selepas shalat jamaah, atau Al-Kahfi tiap malam jumat yang sedang kita upayakan berdua. Semuanya ku syukuri itu, baik dan kurangnya.

Ku harap kamu juga tetap mau menemani perjalananku, setiap perubahan dan langkah-langkah yang ku ambil. Aku tetap aku yang dulu, hanya saja, seseorang kini menjadi bagian dari kita. Artinya, aku ingin kamu dengan percaya juga menerimanya. Maafin aku yang masih banyak kurangnya. Terima kasih karena selalu ada❤️


(Tulisan-tulisan di blog ini tidak akan dipenuhi dia kok, aku menulis apa yang ingin aku tulis untukmu)

Comments

Popular posts from this blog

Hari Pertamaku

  Aku bertanya-tanya hari ini akan melakukan apa. Hari ini kegiatamu apa? Bekerja seperti biasa ya? Atau mungkin sedang liburan ambil cuti panjang? Atau sedang kurang enak badan jadi hanya beristirahat di rumah?  Hari ini, ku anggap sebagai hari pertamaku menganggur. Karena seharusnya seperti biasa aku berangkat kerja pagi dan selalu sampai rumah saat langit sudah gelap. Selama lebih dari 4 tahun bekerja di tempat yang sama, saat-saat terakhir justru yang teringat hanya bahagia dan kebaikannya saja, segala keluh kesah atau kekesalan selama ini hilang haha Syukurlah, aku pamit baik-baik.  Jadi hari ini aku mau sedikit cerita kegiatanku sebagai pengangguran di hari pertama. Semoga kamu ga bosan yaa hehe. Pagi tadi aku bikin kue regal, simple banget buatnya. Dapur langsung ku bersihkan, karena memang beberapa hari kemarin aku sudah membersihkan dapurku sebersih mungkin.  Siangnya, aku hanya kukus 3 telor dan wortel di rice cooker karena gas di rumah habis. Setelah itu a...

Perpisahan di 19 Agustus

Aku sedang terbaring di kasur, menatap jendela, melihat langit sore. Air mataku masih tersisa, yang sebenarnya beberapa hari ini aku sudah berusaha menahannya, entah untuk apa. Aku tidak tahu jelas apa yang ku rasakan. Perasaan sedih ini, aku tidak bisa menjelaskannya. Aku sedih namun aku baik-baik saja. Aku baik-baik saja namun aku ingin menangis.  Aku tidak tahu aku menangisi ketidakmampuanku menjaganya, atau perasaan melepaskan yang belum mampu ku kendalikan, atau aku menangisi diriku sendiri yg mengalami hal ini. Di antara kemungkinan itu, aku tetap tidak tahu pasti jawabannya apa. Sudah hampir 3 bulan, seharusnya minggu depan tepat 3 bulan aku menjadi seorang ibu. Tapi, ternyata tepat setelah 2 bulan aku mengetahui keberadaannya, dia  pergi. Lalu, tepat juga satu tahun pernikahan kami di tanggal 19 Agustus ini, resmi sudah berdua lagi. Melewati 3 hari di rumah sakit, untuk pertama kalinya aku masuk ruang operasi. Pertama kalinya pula aku merasakan kontraksi sedemikian rup...

Cerita Nganggur

  Hai kamu di 2025, apa kamu masih mau berteman denganku? Masih ingin tahu soal hidupku? Atau kamu saat ini sedang sibuk mengurus hidupmu sendiri, sedang berdamai dengan keadaan, sedang bekerja keras mencari uang, atau sedang menjalani hari yang biasa-biasa saja seperti aku? Apa pun itu, semoga kamu selalu memilih bertahan dan melangkah.  Aku tidak ingat apa sebelumnya aku sempat berbagi cerita bahwa sekarang aku pengangguran. Iya aku pengangguran yang banyak kegiatan di rumah, haha. Jujur saja aku baru tahu kalau aku orang yang ga bisa diam gini. Ada saja yang ingin ku kerjakan dan lakukan, meski ketika sadar sudah sore, aku sedikit menyesalinya kenapa aku tidak menghabiskan hariku melamar pekerjaan.  Hari-hari ku lalui dengan kegiatan yang sebenarnya itu-itu saja. Tapi aku justru merasa lebih produktif selagi aku mau bangun dari tempat tidurku. Bangun pagi seperti biasa, kupaksakan diriku olahraga jalan kaki hampir satu jam tiap pagi. Di jalan, aku bertemu dengan kakek ...