Skip to main content

Pendamping Seperti Siapa yang Kamu Inginkan Kelak?

"Aku ingin menikah dengan seseorang seperti Ayahku"

Sayangnya, kata-kata itu tidak akan pernah kamu dengar terucap dariku. Aku ingin laki-laki yang menikah denganku suatu saat nanti seperti ayahku, kata seorang teman. Berulang kali mendengar itu, membuat aku berpikir, apa cuma aku di sini yang tidak bisa menjawab demikian? Tentu saja aku pernah bermimpi ingin mengatakannya, tapi tidak bisa, tidak boleh sama seperti dia, tidak mungkin aku ingin rumah tanggaku sama seperti ayah dan ibu.

Aku tidak lagi marah, aku sudah memaafkan semua yang dibiarkan mereka terjadi di rumah. Menjadi saksi masa-masa kelam tanpa kehangatan keluarga, aku menerima semua luka ini, dan berharap nanti, tidak ada aku yang lainnya di kehidupanku.

Tapi jika kamu berpikir bahwa aku sudah tidak memiliki perasaan yang terhubung layaknya seorang anak pada orang tuanya, tidak, aku selalu mengasihinya melebihi siapa pun di dunia ini. Tidak ada laki-laki yang lebih penting dari dia, nafasnya adalah satu hal berharga yang ku syukuri hingga kini.

Hanya saja, rasanya ingin sekali bebas mengatakan aku ingin bersama dengan laki-laki yang tidak seperti Ayah. Boleh kah aku mengatakannya? Salah kah aku terhadapnya?

Maafkan aku, berulang kali aku mencoba lupa, sepertinya kisah ini akan melekat dalam kepala seumur hidup ku bawa. Aku tidak bilang bahwa aku menderita atas ini, bahwa tidak ada bahagia yang membekas di masa-masa kecil yang semua serba ada. Aku berterima kasih atas apa yang telah dia upayakan di masa lalu, bahkan kini.

Aku tidak ingin seseorangku nanti seperti dia, aku tidak ingin mengulang generasi yang patah hati ini lagi. Penuh harap ku pinta pada Tuhan, tolong cukup kan kesalahan ini, menjadi kenangan buruk yang membawa pemahaman baru yang lebih bijaksana untukku saja.


Comments

Popular posts from this blog

Hari Pertamaku

  Aku bertanya-tanya hari ini akan melakukan apa. Hari ini kegiatamu apa? Bekerja seperti biasa ya? Atau mungkin sedang liburan ambil cuti panjang? Atau sedang kurang enak badan jadi hanya beristirahat di rumah?  Hari ini, ku anggap sebagai hari pertamaku menganggur. Karena seharusnya seperti biasa aku berangkat kerja pagi dan selalu sampai rumah saat langit sudah gelap. Selama lebih dari 4 tahun bekerja di tempat yang sama, saat-saat terakhir justru yang teringat hanya bahagia dan kebaikannya saja, segala keluh kesah atau kekesalan selama ini hilang haha Syukurlah, aku pamit baik-baik.  Jadi hari ini aku mau sedikit cerita kegiatanku sebagai pengangguran di hari pertama. Semoga kamu ga bosan yaa hehe. Pagi tadi aku bikin kue regal, simple banget buatnya. Dapur langsung ku bersihkan, karena memang beberapa hari kemarin aku sudah membersihkan dapurku sebersih mungkin.  Siangnya, aku hanya kukus 3 telor dan wortel di rice cooker karena gas di rumah habis. Setelah itu a...

Perpisahan di 19 Agustus

Aku sedang terbaring di kasur, menatap jendela, melihat langit sore. Air mataku masih tersisa, yang sebenarnya beberapa hari ini aku sudah berusaha menahannya, entah untuk apa. Aku tidak tahu jelas apa yang ku rasakan. Perasaan sedih ini, aku tidak bisa menjelaskannya. Aku sedih namun aku baik-baik saja. Aku baik-baik saja namun aku ingin menangis.  Aku tidak tahu aku menangisi ketidakmampuanku menjaganya, atau perasaan melepaskan yang belum mampu ku kendalikan, atau aku menangisi diriku sendiri yg mengalami hal ini. Di antara kemungkinan itu, aku tetap tidak tahu pasti jawabannya apa. Sudah hampir 3 bulan, seharusnya minggu depan tepat 3 bulan aku menjadi seorang ibu. Tapi, ternyata tepat setelah 2 bulan aku mengetahui keberadaannya, dia  pergi. Lalu, tepat juga satu tahun pernikahan kami di tanggal 19 Agustus ini, resmi sudah berdua lagi. Melewati 3 hari di rumah sakit, untuk pertama kalinya aku masuk ruang operasi. Pertama kalinya pula aku merasakan kontraksi sedemikian rup...

Cerita Nganggur

  Hai kamu di 2025, apa kamu masih mau berteman denganku? Masih ingin tahu soal hidupku? Atau kamu saat ini sedang sibuk mengurus hidupmu sendiri, sedang berdamai dengan keadaan, sedang bekerja keras mencari uang, atau sedang menjalani hari yang biasa-biasa saja seperti aku? Apa pun itu, semoga kamu selalu memilih bertahan dan melangkah.  Aku tidak ingat apa sebelumnya aku sempat berbagi cerita bahwa sekarang aku pengangguran. Iya aku pengangguran yang banyak kegiatan di rumah, haha. Jujur saja aku baru tahu kalau aku orang yang ga bisa diam gini. Ada saja yang ingin ku kerjakan dan lakukan, meski ketika sadar sudah sore, aku sedikit menyesalinya kenapa aku tidak menghabiskan hariku melamar pekerjaan.  Hari-hari ku lalui dengan kegiatan yang sebenarnya itu-itu saja. Tapi aku justru merasa lebih produktif selagi aku mau bangun dari tempat tidurku. Bangun pagi seperti biasa, kupaksakan diriku olahraga jalan kaki hampir satu jam tiap pagi. Di jalan, aku bertemu dengan kakek ...