"Aku ingin menikah dengan seseorang seperti Ayahku"
Sayangnya, kata-kata itu tidak akan pernah kamu dengar terucap dariku. Aku ingin laki-laki yang menikah denganku
suatu saat nanti seperti ayahku, kata seorang teman. Berulang kali mendengar itu,
membuat aku berpikir, apa cuma aku di sini yang tidak bisa menjawab demikian? Tentu saja aku pernah bermimpi ingin mengatakannya, tapi tidak bisa, tidak boleh sama
seperti dia, tidak mungkin aku ingin rumah tanggaku sama seperti ayah dan ibu.
Aku tidak lagi marah, aku sudah memaafkan semua yang
dibiarkan mereka terjadi di rumah. Menjadi saksi masa-masa kelam tanpa
kehangatan keluarga, aku menerima semua luka ini, dan berharap nanti, tidak ada
aku yang lainnya di kehidupanku.
Tapi jika kamu berpikir bahwa aku sudah tidak memiliki
perasaan yang terhubung layaknya seorang anak pada orang tuanya, tidak, aku
selalu mengasihinya melebihi siapa pun di dunia ini. Tidak ada laki-laki yang
lebih penting dari dia, nafasnya adalah satu hal berharga yang ku syukuri
hingga kini.
Hanya saja, rasanya ingin sekali bebas mengatakan aku ingin bersama
dengan laki-laki yang tidak seperti Ayah. Boleh kah aku mengatakannya? Salah kah
aku terhadapnya?
Maafkan aku, berulang kali aku mencoba lupa, sepertinya
kisah ini akan melekat dalam kepala seumur hidup ku bawa. Aku tidak
bilang bahwa aku menderita atas ini, bahwa tidak ada bahagia yang membekas di
masa-masa kecil yang semua serba ada. Aku berterima kasih atas apa yang telah
dia upayakan di masa lalu, bahkan kini.
Aku tidak ingin seseorangku nanti seperti dia, aku tidak
ingin mengulang generasi yang patah hati ini lagi. Penuh harap ku pinta pada
Tuhan, tolong cukup kan kesalahan ini, menjadi kenangan buruk yang membawa pemahaman baru yang lebih bijaksana untukku saja.
Comments
Post a Comment