aku terus bertanya,
bagaimana bisa semua orang yang ku kenal berubah,
sedangkan aku tidak, tidak pernah mudah
Dia mulai sibuk dengan dunianya
tentu dunia yang tanpa aku bisa menjadi bagian darinya
dunia baru di mana dia bisa merasa bebas
masa muda yang patut untuk dia nikmati hasilnya
aku terganggu, tapi diam
dia bukan manusia yang mudah diminta bicara
mungkin saja dia lebih pandai menyimpannya
dia lebih mahir diam dan berpura-pura tidak melihat mataku yang bicara
semakin aku mencari diriku di matanya
aku tahu aku akan semakin kehilangan dia
jika ku paksakan dia berkata, mungkin kecewaku lebih baik baginya
sebab itu, kubiarkan dia menjadi yang dia mau
datang dan pergi seperti yang dia selalu mampu
aku hanya akan melihatnya, melihat saja cukup untukku
lalu memasrahkan nasib, bahkan takdir
dia bukan untukku, dia bagian dariku, selalu.
- Solo dan kamu, serta semua kenangan yang sudah ku terima akhirnya di sini. Sampai bertemu di waktu-waktu yang seharusnya, sambil berpura-pura kita hanya dua manusia yang ditakdirkan bersama, bukan berdua. Tak akan ku ingat genggaman tanganmu, tak akan ku ingat tatapmu yang teduh, tak akan aku ingat sandaranmu di antara langit Semarang-Jakarta kala itu. Terima kasih.
Comments
Post a Comment