Berusaha, berusaha jadi orang yang baik, jadi orang yang pantas dicintai dengan cara yang baik, dengan cara yang benar (menurut aku dan agamaku), berharap Allah tidak memalingkan diri memantau usaha hamba-Nya, yang meski kadang sudah merasa baik dan paling benar, meski iman kadang naik sedikit kadang menurun banyak, meski masih suka melihat dunia sebagai sesuatu yang abadi hadirnya sampai mengejar mimpi atau keinginan saja seolah nggak punya rem berhenti untuk melihat apa jalan yang ditempuh sudah benar dan salah. Pernah apapun yang ku perbuat menyibukkan diri berharap lupa pada opini sisi lain diriku, aku yang keras kepala ini justru semakin membuktikan kehampaaannya, kosong.
aku tahu persis, mengapa aku suka perjalanan seperti ini, mengapa aku suka berpergian, karena aku yang terlalu percaya diri ini bisa lebih sadar, seolah dibentak sampai berlutut dan ada yang bilang "kamu itu bukan siapa-siapa", "kamu lihat! ilmu dunia ataupun akhiratmu itu nggak sebanding sama mereka", "kamu nggak akan bisa sampai ke tujuanmu dengan usaha sekecil itu", yang semakin membuatku berfikir lebih keras, membuatku tak waras, merasa diri sendiri aneh karena dipenuhi fikiran yang menghubungkan dosa-dosa dan kematian yang kesepian tapi juga buatku sepenuhnya sadar, ku fikir aku sudah membenah diriku dengan amat teliti sampai tidak ada rasa iri pada sesama manusia di bumi. tapi tidak, itu tidak cukup, aku terlalu sibuk mencari cara terbaik memenuhi syarat dibilang manusia yang baik (versi diriku sendiri), 'menjadi manusia untuk manusia', sampai lupa- aku ini cuma manusia yang tak berdaya jika sudah berhadapan dengan perkara benar dan salah menurut Dia. aku ini manusia yang masih terlalu takut sengsara, yang saat hati dan fikirannya dikendalikan Dia.
hingga buatku akhirnya berfikir lagi, sudah benarkah konsep hidup yang ku yakini selama ini?
selamat malam, tulisan ini mungkin memang agak berbeda dari yang lainnya. tapi aku ingin kamu juga melihat sisi lain dari seorang Aku yang cuma hamba-Nya, yang masih terlalu payah jika itu menyangkut urusanku dengan Dia.
aku pernah bilang, beberpaa waktu lalu di Jakarta, fikiran-fikiran aneh menghantui seorang aku. buatku takut, buatku kosong, buatku ingin menangis. aku tidak tahu persis ke mana tujuan dari fikiran itu, padahal sudah berusaha aku mencari cara menemukan titik temuku dengannya agar selesai perkara, lalu aku lari ke Pare, dan membuatku sadar banyak hal, tentu juga aku lebih tenang. kamu tahu? aku menemukan jawaban terbaikku di sini (setidaknya membuatku yakin).
bertumbuh dewasa (lagi) namun dengan level masalah yang berbeda. haha lucu sekali, ku rasa aku terlalu percaya diri bahwa aku sudah cukup dewasa mengontrol diriku sendiri, tapi kamu lihat pengakuanku sekarang? aku terlampau lupa ada yang lebih berkuasa atas diriku.
aku berharap bisa selalu dikelilingi hal-hal positif sebagaimana aku di Pare, tapi aku tahu, mau tidak mau aku harus kembali ke Jakarta dalam beberapa hari ini, aku sedikit takut, aku gugup, aku agak resah haha
bagaimanapun, mari menjalani hidup ini sebaik mungkin, kalau terkadang kamu takut akan sesuatu yang tidak bisa kamu jelaskan seperti yang pernah aku rasakan, kita hanya perlu mengingat Dia kembali, dan berjanji untuk lebih mematuhi pada hukum benar-salah aturan-Nya.
sekarang, aku sudah menemukan jawabannya, aku sangat bersyukur. aku bertemu makna baru lagi.
terimakasih untukmu meski betapa sulitnya aku menulis hal seperti ini, atau bingungnya kamu memahami maksudku, kamu tetap ingin peduli.
semoga, semoga kita tidak terlalu sibuk hanya berusaha jadi manusia untuk sesama manusia, sampai lupa menjadi hamba yang SUNGGUH mencintai Dia🌹
kamu itu spesial, makanya Tuhan masih ngingetin kamu dengan caranya biar kamu sadar bahwa kamu sudah berjalan terlalu jauh dari Dia;)
Comments
Post a Comment