02:27, sehabis membaca beberapa tulisanku di blog sendiri. entahlah, kadang aku suka membaca kembali tulisan-tulisanku dengan kadar perasaan penasaran yang sama juga, padahal seharusnya aku sudah tahu isi dari setiap judul yang ku beri di blog ini haha maafkan aku, tapi apa kamu juga sama sepertiku? suka membaca tulisan sendiri, biasanya aku juga menyempatkan waktu membaca diary-ku yang justru lebih sering buatku malu karena tulisannya terkesan senaif itu, kamu juga sama seperiku? iya, kan? pasti iya.
setelah melihat blog pertama yang ku tulis, aku menyadari di bulan Januari ini sudah setahun aku betah menjalin hubungan pena online denganmu haha
di tanggal 15 Januari 2017, aku masih ingat itu pertama kalinya aku ingin mencoba kembali menulis di blog meski aku tidak lagi berekspektasi blog ini akan bisa bertahan sampai sekarang. aku iseng menulis cerita perjalananku seadanya di Yogyakarta, saat itu aku sedang di dapur duduk di kursi makan. tidak ada perencanaan atau tulisannya diedit dulu, aku menulis sesukaku saja (padahal sekarang juga masih gitu) haha
sudah setahun, apa yang bisa ku beri padamu sebagai sahabat setiaku yang selalu membaca tulisan-tulisan tidak penting ini? ah aku ingin memelukmu, tentu aku tahu itu tidak seharusnya menjadi hadiah, aku hanya ingin berterimakasih karena sudah menjadi orang yang ingin lebih mengetahui seorang aku melalui tulisan di blog ini.
aku pernah bilang, suatu saat akan ku ceritakan makna senja atau fajar untukku.
mereka yang menemani di masa-masa sulitku harus menjadi dewasa lebih awal dari yang seharusnya, yang menyaksikan bagaimana aku menangis duduk memeluk lutut di malam dan pagiku kala itu. aku yang butuh teman berbagi kisah tanpa harus malu menatap mata kasihan mereka. karena itulah aku tidak memceritakannya pada sahabat-sahabatku, terlebih itu masalah yang sangat pribadi.
senja dan fajar beriku harapan senyuman tiap kali menatap keindahan warna langit. tentu, bintang, bulan, dan langit biru juga menjadi saksinya, aku tidak boleh melupakan jasa mereka yang sudah mendengar keluh hatiku yang belum cukup dewasa untuk bisa menerima bahwa hal-hal nyatanya memang akan berubah, mau tidak mau, suka ataupun tidak, aku harus kuat menerima itu.
senja dan fajar beriku harapan senyuman tiap kali menatap keindahan warna langit. tentu, bintang, bulan, dan langit biru juga menjadi saksinya, aku tidak boleh melupakan jasa mereka yang sudah mendengar keluh hatiku yang belum cukup dewasa untuk bisa menerima bahwa hal-hal nyatanya memang akan berubah, mau tidak mau, suka ataupun tidak, aku harus kuat menerima itu.
untuk senja dan fajar yang selalu buatku ingin bertemu mereka, ditemani venus (bintang fajar dan senja).
aku dulu pernah berfikir "aku ingin menjadi layaknya fajar atau senja bagi seseorang. di pagi hari saat dia membuka mata, dia ingin bertemu aku dan tersenyum, dan saat harinya terasa melelahkan dia bersusah payah menemuiku untuk berinya kehangatan dan ketenangan" aku ingin menjadi seperti itu untuk seseorang, dianggap begitu bagi seseorang. aku yang dulu sebenarnya masih remaja tapi sok dewasa haha
mungkin kamu bertanya-tanya masalah apa yang ku hadapi seolah akulah si pemilik masalah paling sulit di bumi ini. tentu saja tidak. bisa jadi masalah yang kamu dan orang lain hadapi jaauh lebih sulit dan keras daripada aku. mungkin juga ada orang-orang yang sedang putus asa dan ingin menyerah menjalani hidup mereka. tapi, kita tidak layak menilai hidup siapa yang lebih sulit, bukan? karena tidak ada satu manusiapun yang hidupnya mudah di dunia yang kini semakin tua namun tak mau kalah ini.
masalahku? bukan masalah siapa yang lebih sulit atau mudah, namun seberapa banyak kita mengambil pelajaran dari masalah sebesar atau sekecil apapun itu yang menjadi tolak ukur kedewasaan kita.
bisa saja masalahmu lebih sulit dari masalahku, tapi bukan berarti kamu lebih dewasa daripada aku kan? karena kita punya cara yang beda dalam menyikapi sesuatu, begitu pula waktu yang kita perlukan untuk belajar menjadi dewasa dari masalah-masalah yang kita hadapipun berbeda.
sebentar lagi jam 3 pagi, aku harus ke bank nanti, karena aku yang pelupa dan teledor ini sudah berulang kali punya masalah yang sama dengan kartu kaku yang justru harus ku jaga jika ingin tetap hidup. ah aku benci kartu itu, tapi lebih benci aku yang melakukan kesalahan yang sama berulang kali padahal aku tidak suka mengantri lama duduk di sofa bank yang tidak punya senderan itu.
selamat tidur, kamu, terimakasih sudah menemani hingga kini🌹
Comments
Post a Comment